@article{Revianti_Supriatna_Kusratmoko_2021, title={Sebaran Longsor Akibat Gempa Bumi di Provinsi Jawa Barat}, volume={1}, url={https://geosainsterapan.id/index.php/id/article/view/2}, abstractNote={<p>Gempa bumi yang kuat dapat menyebabkan banyak kejadian longsor (Meunier dkk., 2013). Untuk menggambarkan tingkat risiko gempa bumi di suatu lokasi dapat digunakan persebaran nilai PGA (Peak Ground Acceleration). Intensitas MMI dan PGA memiliki korelasi yang tinggi dengan pola distribusi tanah longsor (Gorum dkk., 2011). Jawa Barat merupakan provinsi yang rawan terhadap bencana longsor. Dalam periode tahun 1998-2013 ada 481 kejadian longsor, tetapi hanya 2 kejadian longsor yang berasosiasi dengan gempa. 2 longsor tersebut terjadi bersamaan dengan gempa, tersebar di wilayah selatan Jawa yang merupakan wilayah pegunungan curam, dan longsor berada di jarak ±100 km dari sumber gempa atau episenter. 2 kejadian longsor yang berasosiasi dengan gempa tersebar di wilayah nilai PGA 75-139 gals dengan tingkat kerusakan sedang. Sedangkan longsor yang tidak berasosiasi dengan gempa tersebar di wilayah nilai PGA 22-40 gals dan 40-75 gals dengan tingkat kerusakan ringan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara longsor dengan nilai PGA yaitu longsor yang berasosiasi dengan gempa terjadi jika nilai PGA yang dirasakan yaitu 75-139 gals atau lebih besar.</p>}, number={1}, journal={Jurnal Geosains Terapan}, author={Revianti, Erni and Supriatna and Kusratmoko, Eko}, year={2021}, month={Feb}, pages={6} }