Kerentanan wilayah terhadap banjir bandang di Pesisir Barat Kabupaten Sukabumi

Penulis

  • Ratih Utami Khairana Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424
  • Sobirin Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424
  • Tuty Handayani Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424

Kata Kunci:

Kerentanan wilayah, Banjir Bandang, Daerah Bahaya, Metode AHP

Abstrak

Fenomena banjir bandang terjadi di wilayah sekitar daerah-daerah aliran sungai yang muaranya terdapat di pesisir barat Kabupaten Sukabumi yaitu DAS Ci Solok, Ci Maja, dan Ci Sukawayana karena memiliki kondisi kelerengan yang kontras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah bahaya dan kerentanan terhadap banjir bandang. Konsep kerentanan ditinjau dari aspek keterpaparan, sensitivitas, dan kapasitas adaptif. Kerentanan wilayah terhadap banjir bandang dikaji secara spasial dan dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode AHP atas daerah terlanda, penggunaan tanah, kepadatan penduduk, wilayah ketinggian, penduduk usia rentan, kualitas bangunan, keberadaan vegetasi, tingkat pendidikan, dan sosialisasi mitigasi. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa karakteristik banjir bandang sangat mempengaruhi tingkat bahaya banjir bandang. Wilayah dengan kelas kerentanan rendah dan sedang memiliki tingkat keterpaparan dan tingkat kapasitas adaptif yang cenderung berimbang. Sedangkan kelas kerentanan tinggi memiliki tingkat sensitifitas dan tingkat kapasitas adaptif yang berimbang.

Referensi

Abou, Islam El-Magd, ElSayed Hermas, dan Mohammed El Bastawesy. 2010. GIS-modelling of Spatial Variability of Flash Flood Hazard in Abu Dabbab Catchment, Red Sea Region, Egypt. Egypt: The Egyptian Journal of Remote Sensing and Space Sciences 13, 81–88.

Adi, Seno. 2013. Karakterisasi Bencana Banjir Bandang di Indonesia. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Arifin, Hadi Susilo, Wahju Qamara,Kaswanto. 2012. Kesesuaian Lahan dan Konsep Daya Dukung Lanskap. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Yogyakarta : UGM Press.

Associated Programme on Flood Management(APFM). 2007. Guidance on Flash Flodd Management. Central and Eastern Europe: APFM.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2006. Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengamatan, Penyandian, Pelaporan dan Pengarsipan Data Meteorologi Permukaan. No.38. Jakarta.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2012. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Resiko Bencana. Jakarta: BNPB.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi. 2013. Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir Bandang. Sukabumi: Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi.

Badan Pusat Statistik. 2009. Kecamatan Cisolok, Cikakak, dan Pelabuhanratu Dalam Angka. Sukabumi: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi.

Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Sukabumi Dalam Angka. Sukabumi: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi.

Badan Standarisasi Nasional. 2004. Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. SNI 03-1733

Berdame, Deybie Y. 2013. Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado. Manado: BKKBN. [13] Budi, Rimadewi. 2012. Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Bandang di Kawasan Sepanjang Kali Sampean, Kabupaten Bondowoso. Surabaya: JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271

Dawod, Gomaa M., Mirza, Meraj N., & Al-Ghamdi, Khalid A. 2011. GIS-Based Spatial Mapping of Flash Flood Hazard in Makkah City, Saudi Arabia. Journal of Geographic Information System, 2011, 3, 225-231.

Florina, Balica Stefania. 2007. Development and Application of Flood Vulnerability Indices for Various Spatial Scales. Delft: Thesis at the UNESCO-IHE Institute for Water Education.

Gruntfest, E., Handmer, J., 2001. Dealing with Flash Floods: Contemporary Issues and Future Possibilities. In: Gruntfest, E., Handmer, J.(Eds.), Coping with Flash Floods. Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, pp. 3 – 10.

Hadmoko, Danang Sri, dkk. 2009. Analisis Stabilitas Lereng Untuk Zonasi Daerah Rawan Longsor di DAS Secang Kulonprogo Dengan Menggunakan Model Deterministik. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM

Hardiyawan, Mukti. 2012. Kerentanan Wilayah Terhadap Banjir Rob di Pesisir Kota Pekalongan. Depok: Skripsi Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

Hizbaron, D. R. dkk. 2010. Tinjauan Kerentanan, Risiko dan Zonasi Rawan Bahaya Rockfall di Kulonprogo, Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.

Imanudin dan Kadri. 2006. Penerapan Algoritma AHP untuk Prioritas Penanganan Bencana Banjir. Engineering Consultan dan Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Universitas Trisakti.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). 2001. Climate Change 2001: Impact, Adaptation & Vulnerability: Contribution of Working Group II to the Third Assessment Report of the IPCC In J.J. McCarthy, O. F.Canziani, N.A. Leary, D.J. Dokken and K.S. White, eds. Cambridge, UK: Cambridge University Press.

Izhom, Baried. 2012. Kerentanan Wilayah Terhadap tanah Longsor di Daerah Aliran Ci Catih, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Depok: Skripsi Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

Kementrian Pekerjaan Umum. 2012. Pedoman Pembuatan Peta Rawan Longsor dan Banjir Bandang Akibat Runtuhnya Bendungan Alam. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Mulyanto, Nunus Ario Parikesit, dan Hariyono Utomo. 2012. Petunjuk Tindakan dan Sistem Mitigasi Banjir Bandang. Semarang: Direktorat Sungai dan Pantai, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum bekerja sama dengan JICA.

Pack, Robert. 2005. Sinmap 2.0-A Stability Index Approach to Terrain Stability Hazard Mapping, User’s Manual. Utah: Civil and Environmental Engineering Utah State University.

Paimin, Sukresno, & Irfan. 2009. Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Balikpapan: Tropenbos International Indonesia Programme.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai.

Peraturan BMKG No. SK.38/KT.104/KB/BMG-2006 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengamatan, Penyandian, Pelaporan dan Pengarsipan Data Meteorologi Permukaan

Permadi, Bambang. 1992. AHP Pusat Antar Universitas – Studi Ekonomi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Petersen, Margareth S., 2001. Impact of Flash Floods: Contemporary Issues and Future Possibilities. In: Gruntfest, E., Handmer, J. (Eds.), Coping with Flash Floods. Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, pp. 11 – 13.

Prasetyo, Dwi. 2013. Kerentanan Wilayah terhadap Kekeringan.Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul). Depok: Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

Ristya, Wika. 2012. Kerentanan Wilayah Terhadap Banjir di Sebagian Cekungan Bandung. Depok: Skripsi Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

Sudarto, Didik Suprayogo, dan Adimas Putro. 2014. Estimasi Sebaran Daerah Rawan Banjir Bandang Sub Daerah Aliran Sungai Sumber Brantas Kota Batu: Aplikasi Model Genriver & Sistem Informasi Geografi. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 1 No 2: 9-16.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Diterbitkan

2021-02-28

Cara Mengutip

Khairana, R. U., Sobirin, dan T. Handayani. “Kerentanan Wilayah Terhadap Banjir Bandang Di Pesisir Barat Kabupaten Sukabumi”. Jurnal Geosains Terapan, vol. 1, no. 2, Februari 2021, hlm. 24, https://geosainsterapan.id/index.php/id/article/view/9.

Terbitan

Bagian

Artikel Ilmiah

Kategori