Perkembangan dan karakteristik permukiman pada wilayah rawan bencana gempabumi di Pelabuhanratu

Penulis

  • Suci Salmaningsih Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424
  • Supriatna Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424

Kata Kunci:

Pemukiman, wilayah rawan gempa, perkembangan pemukiman, karakterisitik pemukiman

Abstrak

Kecamatan Pelabuhanratu merupakan wilayah rawan bahaya gempabumi karena berada pada zona subduksi lempeng dan sesar Cimandiri. Sesar Cimadiri merupakan sumber gempa utama kejadian gempa yang ada di Pelabuhanratu. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang analisis perkembangan karakterisitik permukiman penduduk pada wilayah rawan gempabumi di Pelabuhanratu. Berdasarkan hasil pengolahan citra Landsat pada tahun 1989 hingga 2013, diketahui terjadinya perluasan wilayah pemukiman yang sangat signifikan yaitu dari 588,125 Ha menjadi 1738 Ha. Analisis arah kecenderungan pemukiman menggunakan metode trend surface analyst atau analisis menunjukkan kecenderungan perkembangan pemukiman di Pelabuhanratu mengarah ke wilayah dengan tingkat rawan gempa tinggi. Karakterisitik pemukiman dilihat dari tiga aspek yaitu kerapatan bangunan, permanensi bangunan dan pola pemukiman. Kerapatan bangunan yang tinggi mendominasi wilayah penelitian, baik itu di wilayah rawan gempa rendah, sedang maupun tinggi. Sedangkan untuk kerapatan bangunan kelas rendah dan sedang juga tersebar di seluruh kawasan rawan gempa, namun dengan porsi yang kecil. Untuk aspek permanensi bangunan, sebanyak 80% pemukiman di wilayah penelitian terdiri dari bangunan permanen yang tersebar di setiap wilayah rawan gempa, sedangkan sisanya merupakan bangunan non permanen. Bangunan non permanen pada umumnya berada di dekat pantai. Untuk pola permukiman, pada wilayah rawan gempa tinggi dan rendah, pola pemukimannya bersifat tersebar, sedangkan pada wilayah rawan gempa sedang pola pemukimannya bersifat memusat.

Referensi

Hadi, Arif Ismul Hadi., Farid, Muhammad., dan Fauzi, Yulian. 2012. Pemetaan Percepatan Getaran Tanah Maksimum dan Kerentanan Seismik Akibat Gempa Bumi untuk Mendukung Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Bengkulu. Universitas Lampung. Volume 1, nomor 2.

Holmers, Arthur. 1965. Principles of Physical Geology. The English Language Book Society and Nelson

Firdauzi, R.J. 1998. Unit Geomorfologi dan Penggunaan Tanah di Aliran Ci Mandiri Hulu. Depok : Departemen Geografi. FMIPA, Universitas Indonesia.

Prihartanto. 2005. Konfigurasi Dasar Untuk Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Penanggulangan Sistem Pendukung Keputusan Penanggulangan Bencana Alam Gempabumi dan Tsunami di Indonesia. Jurnal Alami (air, lahan, lingkungan dan mitigasi bencana) Mitigasi Bencana Gempabumi dan Tsunami, volume 10/2005, (2): 48-52.

Ritohardoyo, S. dan Priyono. 2005. “Perkembangan Permukiman dan Perubahan Daya Dukung Lingkungan Perdesaan Daerah Aliran Sungai Progo”. Forum Geografi, Vol.19, No. 2, Desember 2006. Hlm 127-141.

Said, Muhammad. 1987. Analisis Risiko Gempabumi di Pulau Jawa dan Sumatera. Skripsi Mahasiswa Departemen Fisika FMIPA UI, Depok.

Saita, J., M.L.P. Bautista, & Y. Nakamura. 2004. On Relationship Between the Estimated Strong Motion Characteristic of Surface Layer and The Earthquake Damage: Case Study at Intramuros. Metro Manila, 13th World Conference on Earthquake Engineering. Paper No. 905, Vancouver, B,C., Canada.

Santoso, Eka Widi. 2005. Penataan Ruang Kota Meulaboh Pasca Gempabumi dan Tsunami 26 Desember 2004, Usulan Rekomendasi. Jurnal Alami (air, lahan, lingkungan dan mitigasi bencana) Mitigasi Bencana Gempabumi dan Tsunami, volume 10/2005, (2): 13-17.

Sandy, I.M. 1996. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta : PT. Indograph Bakti.

Soehaimi, A., Kertapati, E.K., dan Setiawan, J.H. 2004. Seismtektonik dan Parameter Dasar Teknik Kegempaan Wilayah Jawa Barat, Lokakarya Cekungan Banduung Geodinamika. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Sulistyawati, Elite Yasin. 2012. Zonasi Rawan Bahaya Gempabumi Daerah Pelabuhanratu Mengunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Supartoyo., Suparka, E., Abdullah, C.I., dan Sadisun, I.A. 2012. Identifikasi Karakteristik dan Aktivitas Sesar Cimandiri untuk Mendukung Upaya Mitigasi Gempabumi di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Journal of Earthquake and Active Tectonic. Vol.1, hal. 31- 43.

Suranto, Joko Purwoko. 2008. Kajian Pemanfaatan Lahan pada Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Gununglurah, Colongok, Banyumas. Semarang : Universitas Diponegoro.

Tulistyantoro, Lintu. 1990. Pola Permukiman dan Tipologi Bangunan di Kampung Laut. Laporan Penelitian Mata Kuliah Studi Teori Mandiri AR 400. Surabaya: Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Kristen Petra.

Wicaksono, Dian, Antariksa & Harini Subekti. 2008. Perkembangan Permukiman dan Tipologi Rumah-Tinggal pada Perumahan Karyawan Pabrik Gula Pesantren Baru-Kediri. Arsitektur e- Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008, hlm. 49- 63.

Diterbitkan

2021-02-26

Cara Mengutip

Salmaningsih, S., dan Supriatna. “Perkembangan Dan Karakteristik Permukiman Pada Wilayah Rawan Bencana Gempabumi Di Pelabuhanratu”. Jurnal Geosains Terapan, vol. 1, no. 2, Februari 2021, hlm. 1, https://geosainsterapan.id/index.php/id/article/view/6.

Terbitan

Bagian

Artikel Ilmiah Pilihan

Kategori