Kerentanan wilayah terhadap tsunami di Pantai Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Kata Kunci:
Kerentanan, Keterpaparan, Sensitivitas, Ketahanan, TsunamiAbstrak
Penelitian ini membahas tentang kerentanan wilayah terhadap tsunami berdasarkan aspek keterpaparan, sensitivitas dan ketahanan. Daerah penelitian adalah Pantai Ujunggenteng yang memiliki topografi ketingggian 0 – 56 mdpl, pantai cenderung landai dan pantai berbentuk teluk yang mempunyai potensi wilayah rayapan gelombang tsunami. Metode penelitian yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) dan analisis berbasis grid. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, dilakukan survei lapang, wawancara, dan pengumpulan data baik primer ataupun sekunder. Data tersebut diolah menggunakan software Microsoft Excel dan software pengolahan Arc GIS 10.1 agar didapatkan hasil akhir yaitu peta kerentanan. Peta kerentanan wilayah terhadap tsunami dibuat dengan teknik overlay dan pembobotan AHP. Kerentanan wilayah terhadap tsunami di daerah penelitian menggunakan metode AHP didominasi oleh kelas kerentanan tinggi. Kerentanan wilayah tinggi terdapat pada sepanjang pesisir pantai bagian selatan dan beberapa di pesisir pantai barat daerah penelitian dengan jumlah grid 336 atau berkisar 60% dari seluruh jumlah grid. Kerentanan wilayah sedang terdapat pada bagian tengah, timur dan beberapa di pesisir barat daerah penelitian dengan jumlah grid 197 atau berkisar 35% dari seluruh jumlah grid. Sedangkan kerentanan wilayah rendah terdapat dibagian utara dan beberapa di tengah daerah penelitian dengan jumlah grid 25 atau berkisar 5% dari seluruh jumlah grid.
Referensi
Abrachams, Fikri. 2012. Tingkat Kerentanan Tsunami di Pesisir Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Departemen Geografi FMIPA UI. Depok.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2010). Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010-2014. Jakarta : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Republik Indonesia. Undang – Undang Nomer 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Buckle, P., G. Marsh and S. Smale (2000). New Appoaches to Assessing of Vulnerability and Resilience. Australian Journal pf Emergency Manangement winter 2000: 8-15.
Desai, K. N. (2000). Dune vegetation : need for reappraisal coastin. A Coastal Policy Research Newsletter. No. 3.
Disaptono, S dan Budiman. (2006). Tsunami. Buku Ilmiah Populer. Bogor. Hal 167.
Disaptono, S dan Budiman. (2008). Gempa dan Tsunami. Buku Ilmiah Populer. Bogor. Hal 6 - 280
Disaptono, S dan Budiman. (2010). Tsunami Gelombang Pembunuh. Buku Ilmiah Populer. Bogor. Hal 3-6.
Domores, Manfred. 2006. After The Tsunami. New Delhi. India. Hal 35.
Honesti, L., M. Zahmi., M. Muchlian dan N. Djali. (2014). Assessing Building Vulnerability to Tsunami Hazard in Padang.
Imanudin, M. dan Kadri, T. (2006). Penerapan Algoritma AHP untuk Prioritas Penanganan Bencana Banjir. Engineering Consultant dan Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Universitas Trisakti.
Irwan, Z.D. (1992). Prinsip-Prinsip Eologi dan organisasi Ekosistem komunitas dan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Bumi Akasara.
Larsen, K., Miller, F. and Thomalla, F. (2008). Vulnerability in the context of post 2004 Indian Ocean Tsunami Recovery : Lessons For Building More Resilient coastal communities.
Malczewski, J. (1999). GIS and Multicriteria Decision Analysis. ISBN 0-471-32944-4. New York: John Willey and Son.
Muzqufa, R. 2010. Tingkat Kerentanan Wilayah Pesisir Pangandaran Terhadap Tsunami. Skripsi. Departemen Geografi FMIPA UI. Depok.
Najoan, T.F dan A, Budiman. (2006). Peta Zonasi Tsunami Indonesia. Jurnal Teknik Sipil Volume 2 Nomer 2.
Nguyen, Q., M, H, Hoang., I. Oborn., dan M. V. Noordwijk. (2013). Multipurpose agroforestry as a climate change resiliency option for farmer: an example of local adaptation in Vietnam
Oktriadi, O. (2009). Peringat Bahaya Tsunami dengan Metode Analytical Hierarchy Process, Studi Kasus Wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 4 No. 2 Juni 2009: 103-116.
Pond, S., dan D.L. Pickard, (1983). Introductory Dynamical Oceanography. Edisi kedua, 329pp, Butterworth-Heinemann.
Pratiwi, Nila AH. (2009). Pola Migrasi Masyarakat Sebagai Akibat Perubahan Iklim Global Jangka Pendek. Skripsi Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
Puspito, N.T., Z.L. Dupe dan W. Triyoso, (1994). Kelompok Kerja Bencana Kebumian ITB, in preparation.
Ristya, W. 2012. Kerentanan Wilayah Terhadap Banjir di Sebagian Cekungan Bandung. Skripsi. Departemen Geografi FMIPA UI. Depok.
Saaty, T. L.. (1993). Decision Making for Leader The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World. Prentice Coy. Ltd. Pittsburgh
Tanioka, Y., Satake, K. dan Ruff, L. (1995). Total analysis of the 1993 Hokkaido Nansei- Oki earthquake using seismic-wave, tsunami, and geodetic data, Geophys. Res. Lett., 22, 9- 12, 1995.
Turner, B. L. et.al (2003). A framework For Vulnerability Analysis In Sustainability Science.
Voulgaris, G dan Murayama, Y (2014). Tsunami Vulnerability Assessment in The Southern Boso Peninsula, Japan. International Jounal of Disaster Risk Reduction.
Wignyosukarto, B. (2007). Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu dalam Upaya Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium 2015. Pidato Pengukuhan Guru Besar FT UMG.
Yunus, M. Rusli, dkk. (2005). Gempa dan Tsunami. Jakarta: Badan Geologi Indonesia
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Jurnal Geosains Terapan
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.